Mungkin maskapai penerbangan ini yang sering membuat Anda kesal karena sering telat terbang.
Lion Air dan Sriwijaya air menjadi maskapai penerbangan paling sering delay (terlambat) dari jadwal yang ditentukan, dari Bandara Polonia Medan.
Dari data yang dilansir Posko Terpadu Bandara Polonia Medan, sejak 17-26 Agustus, Lion Air mengalami empat delay.
Diikuti Sriwijaya Air dengan tiga kali keterlambatan. Sedangkan Batavia Air dan Citilink masing-masing satu kali keterlambatan.
Rata-rata keterlambatan bervariasi, mulai dari 1-2 jam. Beragam alasan pun mencuat, mulai dari traffic flight yang padat, hingga perbaikan teknis yang kerap menjadi alasan pihak maskapai.
"Secara teknis pastinya kami tidak tahu. Engineering maskapai penerbangan itu yang mengerti. Itu kan kewenangan otoritas bandara. Tapi, alasan mereka (maskapai) rata-rata memang teknis," ujar Ketua Posko Terpadu Bandara Polonia Medan Ali Sofyan, ketika ditemui Tribun di ruang kerjanya, Minggu (26/8/2012).
Ali memastikan, kebanyakan delay yang terjadi merupakan keberangkatan dari Medan-Jakarta dan Jakarta-Medan, beberapa lainnya ke Banda Aceh dan Batam.
"Tapi (delay) masih di batas normal. Belum ada yang mencapai empat jam atau lebih. Jadi, masih belum terlalu dipermasalahkan oleh penumpang," jelas Ali.
Pihak Lion Air beralasan, bukan kendala teknis yang membuat keberangkatan mereka beberapa kali terpaksa terlambat. Traffic yang padat, baik dari Medan maupun Jakarta, membuat keberangkatan beberapa armadanya terlambat.
"Kami kan tidak bisa berbuat apa-apa. Pesawat disuruh nunggu, ya kami nunggu saja," ucap Direktur Umum Lion Air Edward Sirait.
Ia mengakui, ada kenaikan 10-15 persen di traffic maskapainya, terutama dari Medan-Jakarta maupun Jakarta-Medan.
Terkait kendala teknis, Edward menyatakan tidak menjadi masalah. Karena, pihaknya sudah menyiapkan beberapa maskapai tambahan sebagai cadangan.
Ini untuk antisipasi kalau terjadi gangguan. Ia juga memastikan tidak ada extra flight di peak time Lebaran, meski ada lonjakan penumpang.
"Hanya seat di pesawat yang penuh. Hari Sabtu dan Minggu saya dengar juga sudah penuh semua, terutama dari Medan ke Jakarta. Tapi, untuk besok (hari ini) belum tahu. Kita lihat saja," tuturnyaa.
Sementara, District Manager Sriwijaya Air Medan Andrian Androvalus tidak berkomentar banyak mengenai keterlambatan yang dialami maskapainya.
Ia mengaku sibuk melayani pelanggan dan memberikan hotline number Sriwijaya Air yang menangani masalah engineering dan maintenance.
"Kamu hubungi saja di sana. Tidak tahu siapa yang mengangkat. Saya belum cek masalah delay ini," katanya, lalu mengakhiri pembicaraan.
Dari data yang dilansir Posko Terpadu Bandara Polonia Medan, sejak 17-26 Agustus, Lion Air mengalami empat delay.
Diikuti Sriwijaya Air dengan tiga kali keterlambatan. Sedangkan Batavia Air dan Citilink masing-masing satu kali keterlambatan.
Rata-rata keterlambatan bervariasi, mulai dari 1-2 jam. Beragam alasan pun mencuat, mulai dari traffic flight yang padat, hingga perbaikan teknis yang kerap menjadi alasan pihak maskapai.
"Secara teknis pastinya kami tidak tahu. Engineering maskapai penerbangan itu yang mengerti. Itu kan kewenangan otoritas bandara. Tapi, alasan mereka (maskapai) rata-rata memang teknis," ujar Ketua Posko Terpadu Bandara Polonia Medan Ali Sofyan, ketika ditemui Tribun di ruang kerjanya, Minggu (26/8/2012).
Ali memastikan, kebanyakan delay yang terjadi merupakan keberangkatan dari Medan-Jakarta dan Jakarta-Medan, beberapa lainnya ke Banda Aceh dan Batam.
"Tapi (delay) masih di batas normal. Belum ada yang mencapai empat jam atau lebih. Jadi, masih belum terlalu dipermasalahkan oleh penumpang," jelas Ali.
Pihak Lion Air beralasan, bukan kendala teknis yang membuat keberangkatan mereka beberapa kali terpaksa terlambat. Traffic yang padat, baik dari Medan maupun Jakarta, membuat keberangkatan beberapa armadanya terlambat.
"Kami kan tidak bisa berbuat apa-apa. Pesawat disuruh nunggu, ya kami nunggu saja," ucap Direktur Umum Lion Air Edward Sirait.
Ia mengakui, ada kenaikan 10-15 persen di traffic maskapainya, terutama dari Medan-Jakarta maupun Jakarta-Medan.
Terkait kendala teknis, Edward menyatakan tidak menjadi masalah. Karena, pihaknya sudah menyiapkan beberapa maskapai tambahan sebagai cadangan.
Ini untuk antisipasi kalau terjadi gangguan. Ia juga memastikan tidak ada extra flight di peak time Lebaran, meski ada lonjakan penumpang.
"Hanya seat di pesawat yang penuh. Hari Sabtu dan Minggu saya dengar juga sudah penuh semua, terutama dari Medan ke Jakarta. Tapi, untuk besok (hari ini) belum tahu. Kita lihat saja," tuturnyaa.
Sementara, District Manager Sriwijaya Air Medan Andrian Androvalus tidak berkomentar banyak mengenai keterlambatan yang dialami maskapainya.
Ia mengaku sibuk melayani pelanggan dan memberikan hotline number Sriwijaya Air yang menangani masalah engineering dan maintenance.
"Kamu hubungi saja di sana. Tidak tahu siapa yang mengangkat. Saya belum cek masalah delay ini," katanya, lalu mengakhiri pembicaraan.