Studi menyebutkan bahwa paparan kekerasan di masa lalu membuat perempuan rentan memilih hubungan seks berisiko. Alasan inilah yang membuat mengapa perempuan cenderung menyukai sekaligus menikmati seks bebas yang dapat memicu penularan HIV dan penyakit infeksi menular lainnya.
Para penelitian menemukan bahwa perempuan yang menjadi subyek mungkin sering menyaksikan kejahatan dan bentuk kekerasan di masa kecil dan dewasa yang membawanya rentan terhadap seks berisiko.
Demikian juga perempuan yang sering disiksa. Ia lebih mungkin menikmati hubungan seks tanpa kondom dan menggunakan alkohol atau obat sebelum berhubungan seks.
Dilansir Time of India, Dr. Anjali Chhabria, psikiater dan psikoterapis yang melakukan studi ini menjelaskan banyak perempuan yang menikmati seks berisiko, karena adanya pelecehan emosi dan seksual, kekerasan seksual di masa lalu.
Studi ini juga mengungkapkan tertutupnya masyarakat India terhadap isu seksualitas tak dapat menampik fakta bahwa kasus semacam ini seringkali terjadi diantara mereka.
"Nyatanya, kasus ini terjadi dimanapun di India, di dalam tingkatan sosial manapun, bahkan sangat umum terjadi pada remaja maupun wanita berusia 50 tahun," jelasnya.
Dr. Chhabria menerangkan bahwa orang-orang yang terpapar kekerasan menjadi lebih peka terhadap kekerasan dibanding orang yang tak pernah mengalaminya sehingga toleransinya juga meningkat.
Bahkan mungkin mereka menemukan tingkat kesenangan tersendiri dan menganggap seks biasa itu membosankan sehingga secara sadar mereka malah mencari-cari kepuasan seksual dengan terlibat dalam seks berisiko sekaligus melakukan perilaku berisiko lainnya yaitu penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan.
Lagipula meski para korban kekerasan seksual ini berupaya mengubur traumanya sedalam mungkin, mereka menganggap perilaku berisiko itu sebagai ekspresi kemarahan yang tepat.
Tak heran jika mereka cenderung 'membalas dendam' pada lawan jenis dengan cara memikat perhatian mereka agar mau terlibat dalam seks berisiko.