Diberitakan sebelumnya, 28 penumpang korban jatuhnya pesawat Lion Air yang berasal dari wilayah sekitar Bandung diberikan uang tunai sebesar Rp 55 juta. Uang tersebut diserahkan di Arion Swiss Bellhotel, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Selasa (23/4/2013).
"Kedatangan saya untuk memenuhi undangan dari Lion Air. Tapi, justru saya mau tanya, tujuan dari pemberian uang ini apa?" kata Risa saat ditemui di lobi hotel tersebut.
Risa pun tampak tersinggung dengan maksud dan tujuan dari pihak Lion Air dalam hal pemberian santunan tunai tersebut. Menurutnya, kerugian yang diderita bukan hanya dari segi materiil, melainkan juga dari segi psikologis dan mental.
"Kerugian saya bukan dari sekadar materiil, tapi mental dan psikis saya juga. Kalau memang ada penggantian untuk bagasi yang hilang, banyak barang-barang saya yang memiliki sentimental valueyang hilang dan rusak. Saya bukan jualan barang-barang bekas," ujarnya sewot.
Risa menambahkan, bukan penggantian berupa materi yang dibutuhkan olehnya, melainkan tanggung jawab dan kejelasan secara profesional dari Lion Air. "Kalau perlu, saya yang bayar Rp 55 juta kepada pimpinan Lion Air, biar dia saya suruh naik pesawat terus jatuh di air. Uang Rp 55 juta itu kecil, berapa kali balapan saya bisa dapat. Tapi, bukan itu yang saya butuhkan," tuturnya.
Lebih lanjut, Risa menceritakan, kerugian yang dialaminya tidak sebanding dengan uang tunai yang diberikan oleh Lion Air. Selain membatalkan beberapa janji di luar pulau karena trauma yang masih melekat, Risa juga kerap merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya.
"Saya masih belum berani untuk naik pesawat. Kemarin juga dipaksakan saja untuk pulang karena harus persiapan untuk bertanding kejuaraan Asia di China. Selain itu, saya juga suka mulai terasa sakit di pinggang dan pusing yang beda dari biasanya. Pelatih bilang harus dicek ke dokter," ungkapnya.
Untuk langkah selanjutnya, Risa belum mengetahui apa yang harus dilakukannya. Kendati demikian, wanita yang sering tampil di majalah sebagai model itu tidak memungkiri jika dirinya akan mengajukan gugatan. "Saya akan menunggu hasil dari KNKT dulu baru menentukan langkah selanjutnya. Kalau bilang force majeur itu ... (omong kosong). Buktinya, kenapa pesawat lain bisa mendarat mulus," paparnya.