Kisah Ambreen Sadiq Jadi Petinju Wanita Muslim Pertama Inggris

Tinju merupakan salah satu olahraga yang cukup digemari di Inggris Raya baik oleh pria maupun wanita. Ada sekitar 149.000 petinju yang terdaftar di Inggris. Seperempat diantaranya adalah kaum hawa.




Diantara banyak petinju wanita di Inggris, nama Ambreen Sadiq paling mencuri perhatian. Sadiq merupakan petinju wanita Muslim pertama di Inggris. Wanita cantik ini harus melalui perjuangan berat untuk bisa menjadi petinju wanita Muslim pertama di Inggris.

Gadis 20 tahun ini merupakan mantan juara tinju nasional. Sejauh ini Sadiq belum terkalahkan di kompetisi wanita. Di balik kehebatan Sadiq di atas ring, terselip kisah mengharukan dalam perjalanan kariernya.

Sadiq berlatih tinju secara tidak sengaja. Dia mulai bertinju ketika mengalami intimidasi rasis ketika masih remaja. Sadiq menggunakan tinju untuk melampiaskan kekesalannya.

Langkah Sadiq menekuni tinju justru menghadirkan masalah baru. Sadiq telah menghadapi prasangka serius dari masyarakat Muslim Inggris, tetangganya, teman-teman sekolahnya dan bahkan beberapa anggota keluarganya.

Dalam wawancaranya dengan The Telegraph belum lama ini, Sadiq mengaku ayah dan saudara laki-lakinya mendukung keputusannya, namun keluarga besar ayahnya tidak senang.

"Keluarga ayahku merupakan Muslim Pakistan dan mereka sangat taat. Anda dianggap membawa malu ke dalam budaya anda karena saya seorang gadis Muslim Asia. Jika saya laki-laki itu tidak masalah," kata Sadiq.
"Ibu saya tidak mempermasalahkan. Dia hanya tidak ingin anak perempuannya hidungnya patah. Ayaku cukup modern dan telah berkembang dengan waktu."

Yang membuat keluarga Sadiq tidak suka dirinya menekuni tinju adalah pakaian olahraga tinju yang bertentangan dengan pakaian tradisional Pakistan.

Meski mengaku tidak terlalu taat beribadah, Sadiq berusaha tidak memakai celana pendek. "Saya mengatakan kepada mereka, saya tidak akan terlihat seksi," kata Sadiq. Dia bahkan pernah meminta Asosiasi Tinju Amatir Inggris agar diperbolehkan memakai celana panjang. Sayangnya permintaan Sadiq tidak dikabulkan.

Ujian bagi Sadiq menekuni tinju tidak hanya berhenti sampai disana. Dia bahkan pernah mendapat ancaman pembunuhan di Facebook. Tapi Sadiq tidak putus asa dengan berbagai cobaan yang dialaminya.

Karier tinju Sadiq cukup sukses. Pada usia 15 tahun, ia masuk nominsi Junior Personality of the Year at the British Asian Sports Awards dan memenangkan ABA Schoolgirls' National Championship.

Sadiq tampil di program Channel 4 Documentary yang berjudul, The Girl Boxer. Kisah Sadiq kini juga akan ditayangkan di Edinburgh Festival dengan tajuk No Guts, No Heart, No Glory.

Sekarang Sadiq berharap kisah suksesnya dapat menarik lebih banyak wanita untuk menekuni tinju. Pelatih Sadiq, Naz Jalil, menilai anak asuhnya itu merupakan pembuka jalan bagi wanita Muslim yang ingin menekuni tinju.