Itu merupakan peningkatan sebesar 80 juta euro atau 23 persen,
dari kerugian musim sebelumnya. Hanya 19 dari 70 klub dari empat divisi
teratas yang mampu meraih keuntungan.
Secara keseluruhan, pemasukan dari sepak bola mengalami penurunan,
dengan hanya meraup 2,8 miliar euro, yang merupakan penurunan 1,2 persen
dari musim sebelumnya.
Divisi teratas, Serie A, mencatatkan mayoritas dari kerugian tersebut
(82 persen), meski itu berkurang dua persen dari bagian mereka pada
musim 2009/2010. Biaya produksi meningkat 1,5 persen menjadi 2,9 juta
euro, yang mengakibatkan kerugian sebesar 428 juta euro.
Bagaimanapun, perlu dicatat bahwa tingkat kenaikan biaya produksi
telah berkurang secara signifikan dari 6,8 persen pada musim 2009/2010,
dan 6,4 persen pada musim 2008/2009, menjadi hanya 1,5 persen pada saat
ini.
Salah satu faktor yang menjadi penyebab meningkatnya kerugian adalah
penurunan jumlah penonton, yang mencapai empat persen pada keempat
divisi. Terdapat 13,3 juta orang yang memasuki stadion pada musim
2010/2011.
Meningkatnya penurunan jumlah penonton paling banyak terjadi pada
divisi terbawah, sementara Serie A hanya mengalami penurunan 2,4 persen,
sementara pada divisi keempat terjadi penurunan jumlah penonton
mencapai hampir 20 persen.
Hasilnya mereka kehilangan 22,4 juta euro dari pemasukan tiket di
sepak bola profesional, dari 275,4 juta euro menjadi 253 juta
euro. Penerimaan dari tiket hanya merupakan sepuluh persen dari
pemasukan klub-klub Italia.
Stadion rata-rata terisi 56 persen dari kapasitasnya, sementara pada
pertandingan-pertandingan Liga Champions persentase tersebut meningkat
menjadi 67 persen, diikuti oleh pertandingan Serie A dengan 56
persen. Pertandingan tim-tim divisi keempat hanya mampu menyedot 20
penonton sebanyak 20 persen dari kapasitas stadion.