Jelang Perempat Final: Apakah Sejarah Berulang?



euro2012
Ceko menang atas Portugal 1-0 di perempat final Piala Eropa 1996. Setelah 16 tahun, kedua tim kembali bertemu di perempat final 2012. Sementara itu, berdasarkan statistik, dalam tujuh pertemuan, Yunani tidak pernah menang atas Jerman. Apakah sejarah berulang?
Piala Eropa 2012 memasuki babak baru pada Rabu (20/6). Delapan tim akhirnya lolos untuk beradu kuat dalam perempat final yang juga disebut babak knock out. Mereka adalah Jerman, Yunani, Ceko, Portugal, Spanyol, Italia, Perancis, dan Inggris.

Jerman sebagai juara Grup B akan bertemu runner-up Grup A, Yunani. Sementara juara Grup A, Ceko, akan melawan runner-up Grup B, Portugal. Adapun Spanyol akan melawan runner-up Grup D, Perancis. Inggris sebagai juara Grup D akan melawan runner-up Grup C, Italia.

Sejarah rekor pertemuan Jerman dengan Yunani sangat berpihak kepada tim ”Der Panzer”. Dalam delapan pertemuan sejak tahun 1960, Jerman memenangi lima pertandingan dan tiga lainnya berakhir seri.

Pertemuan terakhir kedua negara ini berlangsung pada 28 Maret 2001. Kala itu, Yunani kalah 2-4 di Athena pada babak kualifikasi Piala Dunia 2002. Hasil pertandingan dengan skor imbang (terakhir) terjadi ketika Yunani melawan Jerman di penyisihan Piala Eropa, yang berlangsung di Turin Italia, 1980.

Kini setelah 11 tahun berlalu, Yunani sangat berharap mampu mengubah catatan sejarah pertemuan kedua negara. Namun, persiapan keras ke arah itu belum terlihat jelas.

Pada Minggu (17/6), mayoritas pemain Yunani lebih banyak menghabiskan waktu menonton prosesi pemilihan umum negaranya di televisi daripada mempelajari tipikal permainan calon lawannya, Jerman.

Pemain Yunani meminta media tidak terlalu merisaukan hal itu. Mereka berjanji, pada Senin tidak lagi membicarakan politik dan fokus pada pertandingan selanjutnya.

Hubungan politik antara antara Yunani dan Jerman kini sedikit memanas sejak kondisi ekonomi Yunani memburuk. Uni Eropa yang didominasi Jerman bersedia membantu Yunani dengan persyaratan sangat ketat.

Mayoritas rakyat Yunani tidak setuju dengan persyaratan (Jerman) yang bakal membuat mereka hidup lebih susah. Sebaliknya, warga Jerman pun marah melihat pengelolaan keuangan buruk pemerintah Yunani sebelumnya.

”Tidak, (politik) tidak akan memengaruhi kami. Saat ini kita berbicara soal olahraga saja. Hal yang paling penting bagi kami adalah memberikan kegembiraan bagi rakyat Yunani. Bagaimana membuat mereka turun ke jalan merayakan kemenangan dan memberikan semuanya yang terbaik. Itu saja,” kata Giannis Maniatis, gelandang tengah Yunani, pada sesi latihan di markas mereka dekat kota Warsawa, Polandia, Senin.

Meski demikian, rakyat Yunani pernah sangat berterima kasih kepada warga Jerman yang membuat tim ”Negeri Para Dewa” itu meraih juara Piala Eropa pada tahun 2004. Pelatih tim Yunani waktu itu adalah Otto Rehhgael yang merupakan warga negara Jerman.

Pelatih Jerman Joachim Loew pun memerintahkan semua pemainnya untuk tidak meremehkan Yunani. Di mata Loew, Yunani adalah tim yang sangat efisien.

Ceko versus Portugal
Pada pertemuan perempat final lainnya, Ceko melawan Portugal, kedua tim merasa sangat diuntungkan karena pertandingan bertempat di Stadion Nasional, Warsawa.

Pelatih Ceko Michal Bilek mengatakan, timnya akan didukung lebih banyak penonton Ceko ketimbang pertandingan sebelumnya. Berdasarkan lokasi, Warsawa lebih dekat dengan perbatasan Ceko.

Perihal calon lawannya, Bilek memuji penampilan Portugal saat melawan Belanda. Menurut dia, Portugal memiliki beberapa pemain berbahaya. Selain itu, pemain Portugal, seperti Nani dan Cristiano Ronaldo, selalu mampu membuat celah dan memanfaatkan ruang untuk menunjukkan kecepatan menerobos pertahanan lawan.

”Banyak pemain mereka yang sangat terkenal. Namun, saya yakin dapat menyuguhkan perlawanan ketat. Kami akan mencoba menahan gerakan pemain-pemain andalan mereka, seperti Ronaldo,” kata Bilek.

Ronaldo memiliki tendangan keras dan terarah. Dia adalah pencetak gol terbaik di dunia ini. ”Dia pasti akan berupaya terus membobol gawang kami. Kami pun akan menunjukkan permainan dengan kualitas yang sama dengan mereka,” kata Bilek.

Bilek mengatakan, dia memiliki pengalaman manis saat berstatus sebagai pemain sepak bola. Tahun 1989, saat babak kualifikasi Piala Dunia, Bilek membobol gawang Portugal dua kali dan membawa negaranya (waktu itu masih Cekoslowakia) menang dengan angka 2-1.

”Waktu itu kami harus menang kalau mau lolos. Waktu pertandingan tinggal 10 menit dan skor masih bertahan 1-1. Namun, pada menit ke-83, saya berhasil membobol gawang Portugal,” ujar Bilek.

Dia memborong dua gol, satu gol dari titik penalti. ”Saya selalu mengingat pertandingan itu. Saya yakin, hal yang sama akan terjadi pada pertandingan nanti,” ujar Bilek optimistis.

Sebaliknya, Portugal juga sangat yakin pada pertandingan perempat final nanti, jumlah pendukungnya akan jauh lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Saat melawan Belanda di Stadion Gdansk, penonton Portugal diperkirakan mencapai 5.000 orang.

Mereka memperkirakan sebagian besar dari 50.000 pekerja ekspatriat Portugal yang bermukim di Jerman akan melancong ke Warsawa. Informasi kedatangan itu sampai pula ke markas tim Portugal. Diperkirakan pendukung tim akan menempuh perjalanan mulai siang ini.

Tim Portugal dan pendukungnya relatif lebih mengenal kota Warsawa setelah pasukan asuhan Paulo Bento bertemu dalam pertandingan persahabatan di Stadion Nasional, Warsawa, Februari lalu.

Seorang wartawan Portugal menggambarkan, stadion berkapasitas 56.000 kursi itu sangat megah dan akan ada banyak kesenangan tatkala mereka kembali ke sana lagi.

Catatan statistik pertemuan antara Portugal dan Ceko (tidak termasuk pertemuan dengan Cekoslowakia) sangat kecil, hanya dua kali pertemuan, yakni pada laga Piala Eropa 1996 dan 2008. Kedua tim sama-sama memiliki rekor satu kali menang dan satu kali kalah.

Pada Piala Eropa 1996, Ceko menang 1-0. Sebaliknya pada Piala Eropa 2008, Portugal menang 3-1.

(Reuters)