Survei yang dilakukan surat kabar La Repubblica menyebutkan bahwa dunia transportasi di Italia menunjukkan pergeseran trend yang cukup mengejutkan. Penjualan sepeda mencapai angka 1.750.000 unit, mengungguli kendaraan bermotor yang hanya bertengger di 1.748.000 unit saja.
Hasil survei itu sangat menarik perhatian beberapa kalangan, mengingat Italia memiliki segudang produsen otomotif kelas dunia, seperti Fiat, Ferrari, Lamborghini, Ducati, Piaggio, dll. Diduga kuat bahwa hal itu dipengaruhi oleh krisis ekonomi Eropa yang tak kunjung membaik dan berdampak pada harga bahan bakar.
Gaya hidup mengendarai kendaraan bermotor pun berangsur menghilang, berganti dengan mengayuh sepeda. Perubahan ini sangat drastis dan tampak bertolak belakang dengan predikat Italia yang konsumtif terhadap mobil, dengan tingkat kepemilikan sekitar 60 mobil untuk setiap 100 orang.
Harga bensin telah menyentuh angka 2 Euro (Rp. 25 ribu) per liter, yang merupakan angka tertinggi di Eropa. Dengan harga bensin itu, biaya setahun untuk memelihara mobil diperkirakan mencapai 7 ribu Euro (Rp. 87,5 juta).
Saking parahnya krisis di Eropa, untuk makan pun ada keluarga yang memangkas biaya membeli bahan makanan agar bertahan hidup. Berdasar studi yang dilakukan Coldiretti, asosiasi pengusaha pertanian, enam dari sepuluh keluarga di Italia memotong jatah kebutuhan pokok, seperti minyak zaitun dan susu.
CEO Chrisler Group, Sergio Marchionne, mengatakan bulan lalu bahwa siapapun yang menjalankan bisnis otomotif di Eropa, akan mengalami beberapa tingkat 'ketidakbahagiaan' dan bencana.