Mitos Seputar Kehidupan Wanita dan Seks

Headline
Seksualitas pada wanita menjadi bahan perdebatan, tak terkecuali sejumlah mitosnya. Seperti apa?

 
Dilansir Huffiongton Post, berikut beberapa mitos menarik seputar kehidupan wanita yang erat kaitannya dengan seks.
 
Gairah seksual wanita lebih rendah
Mitos itu 100% salah. Berdasarkan penelitian menunjukkan wanita dan pria memiliki gairah seks yang sama. Meski hanya satu penelitian yang menyimpulkan hal ini namun sebenarnya tak ada perbedaan yang signifikan mengenai besarnya gairah seksual pada pria dan wanita.
 
Respon seksual selalu dengan rangsangan
Keinginan bercinta tak harus hadir sebelum rangsangan. Hubungan seksual bisa diawali rangsangan tanpa adanya keinginan. Seorang terapi seks, Helen Singer Kaplan adalah orang yang menambahkan 'keinginan' pada model tersebut.
Namun Kaplan membuat tiga hal tersebut secara linear, sehingga keinginan bisa saja muncul setelah ada rangsangan atau sebaliknya. Jadi mitos yang mengatakan bahwa seseorang harus merasa 'ingin' bercinta terlebih dulu kurang tepat menurut para ahli.
 
Seks bukan yang utama
Tidak sepenuhnya benar. Yang jelas, seks juga termasuk salah satu prioritas wanita, meskipun bukan yang paling utama. Buat wanita, seks bukanlah segalanya, apalagi dalam konteks hubungan suami-istri.
Wanita cenderung memberi perhatian lebih banyak kepada hal-hal berkaitan dengan rasa nyaman, kecocokan, dan kelancaran komunikasi suami-istri. Jadi, seks tetap penting, namun masih banyak juga hal lain yang juga harus diberi perhatian.
 
Orgasme sama dengan G-Spot
Memang benar, setiap wanita memiliki G-spot (Grafenberg Spot). Dan sudah banyak diketahui bahwa G-spot merupakan pusat rangsangan seksual pada organ intim. Namun, tidak selalu G-spot itu bisa membuat wanita memperoleh orgasme.
Jadi, jangan menjai G-spot sebagai satu-satunya harapan memperoleh kenikmatan. Masih banyak jalan lain ke Roma, masih banyak cara supaya bisa memperoleh kepuasan hubungan suami-istri. Misalnya, melalui foreplay yang intens, sentuhan, komunikasi selama hubungan intim, dan sebagainya.
 
20% wanita bermasalah pada organ intim
Sering merasa miss V kering padahal suami sudah melakukan foreplay cukup lama? Sekitar 20% wanita di seluruh dunia mengalami hal ini.
Agar hubungan intim tidak terasa sakit dan lebih nyaman, Anda bisa menggunakan lubrikan terbuat dari air. Sementara itu, 40-60% wanita yang akan memasuki masa menopause juga mengalami masalah ini.
 
Sebagian wanita alami disfungsi seksual
Hasil ini didapatkan melalui penelitian Laumann dan koleganya pada 1999. Kesimpulan ini terbukti tidak akurat karena hanya meneliti berdasarkan jawaban tertutup ya dan tidak.
Jika seseorang menyatakan tidak berhubungan seks selama tuju bulan, penelitian ini langsung mengkategorikan mereka dalam kelompok disfungsi seksual. Padahal tidak melakukan hubungan seksual bisa disebabkan oleh banyak hal, tak hanya disfungsi seksual.
Bisa saja wanita tersebut tak ingin berhubungan seks atau merasa cemas dengan performanya dalam hubungan seks. Hingga saat ini belum ada penelitian lagi yang mengonfirmasi berapa sebenarnya jumlah wanita yang mengalami disfungsi seksual. Tentunya penelitian semacam ini akan sulit dilakukan dan diukur dengan pasti.
 
Wanita etnis tertentu seksnya hebat
Banyak mitos seputar kehebatan seputar kehebatan seksual wanita dari etnis tertentu yang beredar luas di masyarakat, dan ini jelas tidak benar.
Mitos itu di antaranya menyebutkan adanya perbedaan vagina dari etnis tertentu, yang membuat aktivitas seksualnya berbeda ketimbang wanita dari etnis lain.
Secara fisik, jelas tidak ada perbedaan pada vagina berdasarkan etnis. Kalaupun terjadi perbedaaan aktivitas seksual, bisa jadi itu dipengaruhi oleh nilai dan budaya etnis tersebut.