Peretas itu bernama Hugo Teso. Ia mendemonstrasikan bagaimana perangkat Android kini dapat digunakan untuk membajak pesawat. Ia mendemonstrasikannya di depan acara konferensi keamanan 'The Hack in the Box' di Amsterdam, Belanda.
Dari demonstrasinya, diketahui bahwa dua sistem penerbangan yang paling penting, The Automated Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B) dan The Aircraft Communications Addressing and Reporting System (ACARS) ternyata tidak terenkripsi dan tidak terotentikasi, demikian yang dilansir Net-Security.
Hal ini dapat memungkinkan siapa pun dengan alat yang tepat dan sedikit pengetahuan dapat mengakses sistemnya dari jarak jauh dengan mudah. Teso menggunakan kode perangkat lunak dari penerbangan asli yang normalnya digunakan untuk pelatihan pilot.
Selama demonstrasi tersebut, Teso memeriksa kode pesawat dengan mencari kerentanan sistem dari sebuah pesawat virtual. Mengapa virtual? Karena menggunakan pesawat aslinya jelas tindakan ilegal.
Ia lalu menggunakan aplikasi Android khusus yang disebut PlaneSploit. Dengan aplikasi ini, Teso sukses mengontrol kemudi dari pesawat jet Boeing, selama pesawat dalam mode autopilot.
Sekadar informasi, aplikasi ini tidak ada di Google Play Store. Teso diketahui telah bekerja di industri IT selama 11 tahun, dan sebelumnya ia ternyata adalah seorang pilot komersial yang terlatih dan berlisensi selama 12 tahun.
Dengen pengalaman panjangnya tersebut, ia ingin menunjukkan bahwa keamanan sistem komputer dan protokol komunikasi dari penerbangan di zaman yang sedemikian modern ini ternyata masih tidak aman dan dapat dengan mudah dijebol oleh siapapun.
Anda dapat menyimak video demonya di tautan berikut.