Belum Apa-Apa, Pemakaian Google Glass Sudah Dilarang

Inggris dan AS ternyata sudah siap menjegal kehadiran Google Glass. Terakhir, Negara Bagian New South Wales di Australia siap mewanti-wanti. Padahal kacamata canggih yang dikembangkan Google dengan sejumlah fungsi smartphone ini pun terus dibicarakan sejumlah media.



Google Glass sendiri punya banyak keunggulan. Tidak seperti repotnya memakai ponsel kala berkendara, Google Glass tinggal dipakai layaknya kacamata. Bagian yang menarik, dengan mengedip saja, penggunanya bisa langsung memotret apa yang sedang dilihatnya.
Perangkat berbingkai ini hanya dipasangi satu kaca kecil di mata kanan sebagai layar. Fungsinya bisa menampilkan informasi mengenai navigasi Google Maps. Secara keseluruhan, fitur bisa mendukung pengendara mencari jalan alternatif.



Tapi mengapa banyak yang melarangnya?"Lembaga pemerintahan urusan jalan di New South Wales memonitor semua produk baru, terutama teknologi baru. Termasuk di dalamnya yang dapat digunakan dalam berkendara. Selain itu lembaga juga mengevaluasi dampak potensial terhadap keselamatan di jalan," ujar Duncan Gay, juru bicara lembaga tersebut.


Seperti juga pelarangan menggunakan ponsel saat berkendara, konsentrasi pengemudi mudah terkuras kala mengenakan alat ini.Di tahap ini, memang belum ada keterangan lebih jauh mengenai peraturan yang dapat menjegal penggunaan Google Glass saat berkendara.

New South Wales punya peraturan denda setara 298 dollar AS atau tiga poin. Dan akan bertambah menjadi empat poin atau 397 dollar AS jika pengendara kedapatan menggunakan ponsel di zona sekolah. Karena tentu membahayakan para pelajar. Dengan kata lain, perangkat peraturan ini sebenarnya sudah siap.



Sementara itu, Negara Bagian Victoria yang merupakan tetangga New South Wales punya aturan denda sebesar 289 dollar AS. Denda ini setara dengan tiga poin kartu hukuman bagi mereka yang tertangkap menyetir menggunakan telepon genggam.


Sementara itu, seorang juru bicara Google memberi sanggahan seperti juga disampaikan perwakilan perusahaan ini di Australia dan Selandia Baru."Sebenarnya kami selalu berhati-hati dalam merancang produk baru, termasuk Goggle Glass. Teknologi baru tentu selalu menimbulkan masalah baru," ujarnya.
"Saat ini rencananya alat itu hanya diluncurkan di AS, untuk menggapai orang-orang dari semua lapisan masyarakat. Sekaligus akan memastikan bahwa pengguna kami menjadi peserta aktif terhadap masa depan teknologi ini," tambahnya seraya menyebut bahwa 8.000 orang dipinjamkan untuk menguji coba langsung dan memberi masukan.

Sean Hollister dari The Verge mungkin salah satunya. Ia menyatakan bahwa sebenarnya Goggle Glass masih kurang maksimal ketika digunakan untuk berkendara.

"Tampilannya kurang terang jika sambil melihat jalan melalui kaca depan mobil (saat siang hari). Saya harus tudungkan tangan di atas mata kanan, tempat layar itu supaya informasi digitalnya bisa terlihat," ujarnya. Hal ini menandakan bahwa perangkat ini bisa merepotkan dan dengannya mengurangi tingkat konsentrasi berkendara.