Diberitakan laman Telegraph, Selasa 15 Oktober 2013, diperkirakan masih ada puluhan ribu orang terjebak di beberapa wilayah di Damaskus yang dikuasai oleh pejuang Suriah. Wilayah ini dikepung sniper dan tank tentara Bashar al-Assad, mencegah warga untuk keluar.
Warga setempat mengaku mulai kehabisan makanan. Mereka terpaksa memakan anjing, kucing, bangkai binatang, dedaunan, bahkan rumput. Pemandangan ini terjadi di tiga distrik di Damaskus dan sebuah penampungan pengungsi Palestina.
"Saya pernah melihat sekeluarga yang miskin memakan anjing liar karena mereka tidak punya apapun untuk dimakan. Tidak ada makanan lagi di sini," kata seorang warga bernama Ehab, berbicara melalui Skype dari kamp pengungsi di distrik Yarmouk, Damaskus.
Ulama setempat, Salah al-Khatib, mengeluarkan fatwa diperbolehkannya makan anjing dan kucing jika terpaksa dan demi menyelamatkan diri dan keluarga. Dia mengatakan, tidak punya pilihan lain selama makanan dan obat-obatan tidak bisa masuk ke wilayah tersebut.
"Ini bukan karena diperbolehkan dalam agama, tapi adalah cerminan dari fakta yang kami derita," kata Khatib. Dalam ajaran Islam ini diperbolehkan jika terpaksa. Hal ini termaktub dalam surat al-An'am ayat 145.
Menurut para aktivis, sudah 10 bulan pasukan pemerintah menghentikan pasokan makanan ke wilayah yang mereka kepung. Dua warga di Yarmouk, Mohammed dan Ehab mengatakan, awalnya Assad memperbolehkan wanita dan orang tua keluar kamp untuk membeli makanan bagi warga.
"Wanita boleh membeli
sedikit roti, tidak lebih dari 12 buah. Lalu Februari, ini dihentikan
dan tentara hanya memperbolehkan bahan pokok, seperti gandum dan gula,
dalam jumlah sedikit. Sekarang semuanya dihentikan," kata Mohammed.
"Dalam lima bulan terakhir semuanya memburuk. Tidak ada makanan. Ada lima jalan yang ditutup tentara rezim, dijaga sniper dan tank," timpal Ehab.
Warga lainnya, Omar, mengatakan bahwa anak-anak di wilayah itu mulai kekurangan gizi, bayi-bayi meninggal dunia karena hal ini. "Ibu-ibu mulai mengalami malnutrisi sehingga ASI mereka tidak keluar, dan tidak ada susu formula," kata Omar, warga distrik Darayya.
Hal ini dibenarkan Abu Mohammed, dokter klinik lapangan di wilayah Mard, sebelah timur Damaskus. "Setiap hari di ruang darurat, empat dari 10 pasien adalah anak-anak yang kekurangan gizi, mereka mengalami tekanan darah rendah, lemah, pusing, dan kekurangan jumlah sel darah putih," ujarnya.
Pekan ini, Komite Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah Suriah diperbolehkan mengevakuasi 3.500 orang dari wilayah Moadamiyya al-Sham dengan izin aparat. Tapi hanya anak-anak, wanita dan orang tua yang boleh pergi, mereka yang terluka ditinggal, tim medis dilarang masuk untuk membantu mereka.
"Masih ada banyak yang tertinggal, termasuk anak-anak, di kota itu," kata Magne Barth, kepala delegasi Palang Merah Internasional di Suriah.
Di saat rakyatnya kesusahan, Assad terlihat mengenakan pakaian jas perlente, menghadiri shalat Eidul Adha di sebuah masjid, hanya beberapa mil dari distrik yang dipenuhi orang-orang kelaparan. Istrinya, Asma, disiarkan tengah melakukan penanaman pohon zaitun dengan anak-anak.
"Dalam lima bulan terakhir semuanya memburuk. Tidak ada makanan. Ada lima jalan yang ditutup tentara rezim, dijaga sniper dan tank," timpal Ehab.
Warga lainnya, Omar, mengatakan bahwa anak-anak di wilayah itu mulai kekurangan gizi, bayi-bayi meninggal dunia karena hal ini. "Ibu-ibu mulai mengalami malnutrisi sehingga ASI mereka tidak keluar, dan tidak ada susu formula," kata Omar, warga distrik Darayya.
Hal ini dibenarkan Abu Mohammed, dokter klinik lapangan di wilayah Mard, sebelah timur Damaskus. "Setiap hari di ruang darurat, empat dari 10 pasien adalah anak-anak yang kekurangan gizi, mereka mengalami tekanan darah rendah, lemah, pusing, dan kekurangan jumlah sel darah putih," ujarnya.
Pekan ini, Komite Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah Suriah diperbolehkan mengevakuasi 3.500 orang dari wilayah Moadamiyya al-Sham dengan izin aparat. Tapi hanya anak-anak, wanita dan orang tua yang boleh pergi, mereka yang terluka ditinggal, tim medis dilarang masuk untuk membantu mereka.
"Masih ada banyak yang tertinggal, termasuk anak-anak, di kota itu," kata Magne Barth, kepala delegasi Palang Merah Internasional di Suriah.
Di saat rakyatnya kesusahan, Assad terlihat mengenakan pakaian jas perlente, menghadiri shalat Eidul Adha di sebuah masjid, hanya beberapa mil dari distrik yang dipenuhi orang-orang kelaparan. Istrinya, Asma, disiarkan tengah melakukan penanaman pohon zaitun dengan anak-anak.
"Tolonglah, ini SOS. Hari
ini saya belum memakan apa-apa. Kemarin saya hanya makan semangkuk
kecil nasi. Kami sekarang hanya makan sekali sehari," kata seorang
aktivis yang tidak disebutkan namanya.