Para pendatang, baik jamaah haji maupun yang sekadar ingin melakukan ibadah umrah tak dapat dipungkiri telah mendatangkan banyak pendapatan bagi kota suci ini. Data dari pusat studi dan riset di Asharqia Chamber menyebutkan, pendapatan dari sektor turisme Mekah di 2010 lalu mencapai SR66 miliar (USD17,6 miliar). Diperkirakan, di 2020 mendatang, pendapatan meningkat tajam menjadi SR232 miliar atau USD61 miliar.
Di sisi lain, harga tanah di Mekah pun terbilang fantastis. Baru-baru ini, sebuah surat kabar Arab Saudi memperkirakan harga tanah di Mekah mencapai USD133 ribu per meter persegi—makin dekat dengan Masjidil haram, makin mahal harganya. Ini merupakan harga tanah termahal di dunia!
"Mekah merupakan lokasi dengan harga lahan termahal di dunia. Harga lahan di dekat Masjidil Haram bahkan lebih mahal dari emas dan permata," kata investor properti Ahmad Al-Ghamdi kepada Arab News.
Hal ini membuat kota kelahiran Nabi Muhammad ini menarik bagi investasi properti. Beberapa brand hotel pun menyambangi Mekah, seperti The Fairmont, Raffles, Hilton, Intercontinental, Le Meridien, Hyatt, dan Movenpick.
Tak hanya itu, mekah kini memiliki menara tertinggi kedua di dunia, yakni Royal Clock Tower yang mulai beroperasi pada 1 Ramadhan tahun lalu. Menara setinggi 577 meter ini dikembangkan oleh Alpha1Estates International, pengembang yang juga membangun Zamzam Tower.
Pihak Alpha1Estates International dan Royal Clock Tower menyatakan tertarik mengembangkan properti di Mekah lantaran kota ini menawarkan eksklusivitas properti di tengah kota paling suci di dunia, di atas lahan termahal di dunia.