Para ilmuwan menemukan bukti sebuah dataran purba yang eksis sekira dua ribu sampai 85 juta tahun lalu.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience tersebut, para ilmuwan memberi nama benua yang hilang tersebut sebagai 'Mauritia'.
Meskipun begitu masih dibutuhkan penelitian lebih untuk temuan ini.
"Kami masih memerlukan data-data seismik yang bisa menggambarkan struktur benua tersebut, yang bisa dijadikan bukti utama. Atau anda bisa menggali dalam, namun hal tersebut tentunya dana yang besar," ungkap Professor Trond Torsvik, dari University of Oslo, Norwegia.