Polisi Israel berupaya menumpas vandalism yang menyerang kaum Kristiani di Tanah Suci mereka. Corat-coret grafiti di Biara Fransiskan dekat Dormition Gereja Abbey jelas merendahkan Yesus. Polisi Israel sontak menghapus tulisan yang mereka anggap kurang ajar itu.
Dormotion Gereja Abbey terletak di Bukit Sion di luar tembok Kota Tua, yang diyakini banyak umat Kristen sebagai situs meninggalnya Perawan Maria. “Kita sedang menyelidiki insiden ini,” ujar Mickey Rosenfeld kepada AFP.
Istilah “price tag” digunakan kaum Yahudi radikal merujuk pada balas dendam kaum Yahudi terhadap warga Palestina yang memprotes perluasan permukiman Yahudi dan menyerang pasukan keamanan Israel.
“Istilah ‘price tag’ itu bertentangan dengan agama Yahudi dan menyebabkan kerugian besar bagi Israel,” ujar Presiden Israel Shimon Pers menanggapi serangan di gereja Bukit Sion itu. “Situs kudus tidak boleh diserang,” tutur Peres kepada Reuters.
Aksi “price tag” terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir yang menyerang mobil-mobil orang Palestina atau warga Arab yang berkewarganegaraan Israel, membakar mesjid, gereja dan pohon-pohon-pohon zaitun. Serangan pada hari itu merupakan yang kedua yang menyasar gereja Kristen dalam waktu kurang dari sebulan.
Pada September, biara Latrun di Tepi Barat, dirusak oleh Yahudi radikal dan menorekan cat di tembok biara itu “Yesus Monyet”. Pintu biara pun dibakar. Pada Februari dua mobil dan pagar batu di Biara Lembah Salib di Yerusalem juga dirusak dan menorehkan cat bertulis “Yesus Jatuh dan Mati” dan “Mapuslah Kaum Kristen”.
Para pemimpin umat Kristen mengecam serangan-serangan itu, dan mengatakan mereka melakukan tindak kekerasan demi mencari kambing hitam. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pelaku tindak kekerasan ini harus bertanggung jawab dan dihukum berat. Tapi Palestina meragukan ucapan dan janji Israel yang bakal serius menangani serangan-serangan berlatar belakang sektarian ini.