Ini Dia Temuan Identifikasi Kasus LP Cebongan

Headline
Polri masih menyelidiki kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman, Yogyakarta pada Sabtu 23 Maret 2013 yang menewaskan empat tahanan. Empat tahanan itu adalah tersangka kasus pembunuhan seorang anggota Kopassus dalam perselisihan di Hugo’s Caf, Yogyakarta.



Saat ini, proses identifikasi yang dilakukan Polri hampir rampung. Sumber INILAH.COM yang mengetahui bocoran hasil identifikasi itu menyebutkan proses identifikasi antara lain dilakukan pada bidang teknologi informasi yang menyangkut percakapan ponsel dan pengumpulan fakta di lapangan.

Identifikasi itu antara lain menemukan informasi bahwa penyerangan itu terjadi empat hari setelah anggota Kopassus terbunuh di Hugo’s Caf. Setelah pembunuhan itu, muncul berbagai tekanan terhadap Polres Sleman.

Sumber tersebut juga mengungkapkan, akibat tekanan itu, tahanan kemudian dipindahkan ke Yogyakarta. Namun demikian, tekanan masih muncul sehingga tahanan dititipkan ke LP Cebongan, Sleman.

Selain itu, muncul pula SMS yang dikirim kepada Kapolres Sleman pada hari yang sama saat terjadinya penyerangan. Pada hari itu, sekitar sore hari muncul SMS kepada Kapolres dari anggota Kopassus yang isinya dia khawatir tidak bisa mengendalikan anak buahnya. Disebutkan pula bahwa ada anggota Kopassus yang melakukan latihan di luar markas Kopassus.

SMS tersebut kemudian di-forward ke Kapolda DIY dan Danrem. Oleh Kapolda, SMS tersebut di-forward lagi ke Pangdam Diponegoro. Namun, Pangdam menyatakan SMS tersebut palsu dan dikirim bukan oleh orang Kopassus. Sebab, tidak mungkin Kopassus mengirim SMS ke polisi.

Indikasi lainnya, adalah, saat penyerangan terjadi, kelompok penyerang mendatangi rumah Kalapas untuk meminta kunci. Saat itu, ada seseorang yang menyuruh Kalapas untuk berbicara dengan Komandannya karena Kalapas menolak menyerahkan kunci. “Anda bicara sama komandan saya!” kata sumber tadi menirukan ucapan salah satu penyerang.

Menurut sumber tadi, keterangan-keterangan tersebut dikumpulkan dari berbagai saksi yang telah dimintai keterangan.

Dari penyelidikan di lokasi kejadian juga, tim identifikasi menemukan sejumlah informasi. Antara lain mengenai keberadaan saksi mutiara berinisial Ksn. Saksi itu menyebutkan, saat penambakan terjadi, seorang penyerang menyuruh saksi bertepuk tangan. "Tepuk tangan kalau tidak mau mati." Para tahanan yang memang bukan jadi target pembunuhan itu akhirnya tepuk tangan.

Di sela-sela itu, Ksn berteriak "Hidup Kopassus!" Ksn juga mengaku mengetahui wajah para pelaku karena sempat diancam ingin dibunuh.