Sebagaimana diberitakan Daily Mail, Profesor ternama pengarang buku The God Delusion itu menyatakan bahwa Muslim sedunia tidak ada apa-apanya dibandingkan satu departemen di Universitas Cambridge. Sebab, tidak ada seorang Muslim pun di dunia yang berhasil memenangkan hadiah Nobel, sedangkan satu departemen di Universitas Cambridge telah menelurkan banyak peraih Hadiah Nobel.
Ia menulis, “Hanya sedikit Muslim di dunia ini yang meraih Nobel dibandingkan dengan Trinity College, Cambridge.”
Tentu saja, komentarnya itu mengundang kecaman dari publik, bahkan pandangannya yang ekstrem itu dianggap tidak lebih dari atheisme. Profesor berusia 72 tahun itu juga menolak untuk meminta maaf.
Pernyataannya itu disampaikan untuk mengomentari kritik dari 782 ribu follower-nya. Ia juga menulis, “Sebuah pernyataan mengenai fakta sederhana bukanlah merupakan kefanatikan. Dan ilmu pengetahuan dari Muslim memang bagus di masa lampau.”
Menanggapi tweet seseorang yang menyatakan bahwa Muslim berjasa dalam hal aljabar dan alkimia (ilmu yang menggabungkan berbagai macam ilmu, seperti kimia, fisika, astrologi, seni,semiotika, metalurgi,kedokteran, mistis, dan agama), Profesor Dawkins menjawab: “Tak dapat dipungkiri, kita tidak bisa apa-apa tanpa alkimia? Pencapaian (Muslim) di abad kegelapan tak diragukan lagi. Tapi, setelah itu?”
Dawkins terus mencari pembenaran atas pernyataannya itu. “Mengapa harus membandingkan peraih Nobel Muslim dengan kelompok lain? Karena kita sering mendengar mengenai (a) jumlah Muslim yang banyak dan (b) ilmu pengetahuan mereka.”
Tweet sang profesor tentu mengundang kemarahan. Salah seorang pengguna Twitter menulis pernyataan: “Anda benar-benar membuat saya muak.”
Faisal Islam, seorang editor berita ekonomi di Channel 4 News mempertanyakan Dwakins: “Inilah contoh penggunaan data yang ngawur.”
Sorang pengguna Twitter lain, Owen Jones, menulis: “Beraninya Anda menutupi sikap fanatik Anda dengan atheisme. Anda benar-benar memalukan.”
Catlin Moran, pengguna Twitter lain, juga turut menghujat Dawkins: “Luar biasam, Dawkins kini sedang menggiring para atheis untuk mengacungkan kapak perang kepada Muslim. Inilah perang suci post-modernisme terbesar.”