Informasi yang dihimpun dari keluarga korban menyebutkan, aksi layak sensor itu dilakukan sampai dua kali
Belasan anggota keluarga dan orangtua Mawar (nama samaran) melakukan protes keras kepada manajemen Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian dan Pembangunan (SMK PP) di Lili-Camplong, Rabu (23/4/2014).
Pasalnya, seorang oknum guru di sekolah itu berinisial HM, diduga menyetubuhi Mawar, siswa kelas III Jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan mengiming-imingi agar lulus saat Ujian Nasional.
Informasi yang dihimpun dari keluarga korban menyebutkan, aksi layak sensor itu dilakukan sampai dua kali. Aksi kedua dilakukan pada tanggal 21 Maret 2014, di ruang sarana dan prasarana, di SMK PP Lili-Camplong, dan sempat dipergoki empat orang siswa.
Saat itu, lonceng sekolah berbunyi tanda jam makan siang bagi para siswa dan siswi di asrama sekolah. Saat suasana di sekolah sepi dan siswa dan siswi sibuk makan siang, terduga pelaku yaitu guru HM, memanggil Mawar ke ruang sarana dan prasarana.
Di ruangan itu, guru HM merayu Mawar. Namun Mawar menolak dengan tegas. Guru HM tidak hilang akal. Ia mengancam Mawar tidak akan diluluskan saat UN nanti. Karena diancam berkali-kali, Mawar terpaksa menerahkan mahkotanya.
Aksi sang guru HM mengundang curiga empat siswa. Mereka memanjat pohon mangga di samping ruangan itu, lalu mengintip dari jendela dan lubang ventilasi.
Aksi rudapaksa sang guru ini pun menyebar luas di sekolah oleh ceritera empat siswa tadi. Karena malu dan atas saran teman-teman Mawar, kasus ini dilaporkan kepada aparat Polres Kupang di Babau, tanggal 10 April 2014 lalu. Permohonan visum et repertum juga sudah disampaikan kepada RSU Bhayangkara Kupang. Namun hasil visum belum diterima.
"Belum tahu, apakah ia sudah hamil. Nanti setelah ini mau tes kehamilan. Mau periksa di dokter," jelas Ny. Matelda Rato, ibunda Mawar, saat dikonfirmasi terpisah, Rabu siang, saat dilakukan pertemuan dengan pihak sekolah.
Ny. Matelda menuturkan, anak sulungnya itu sudah membuka aib itu secara jujur di hadapan keluarga dan di hadapan Kepala SMK PP di Lili-Camplong, Kornelis Kaho. Dan, juga kasus itu sudah dilaporkan kepada polisi. "Memang benar, saya tadi sudah
pertemukan terduga pelaku berinisial HM dengan korban dan keluarga korban," jelas Kornelis Kaho, melalui telepon genggamnya, Rabu petang.
Namun Kaho menolak menuturkan kronologi kasus tersebut. Ia mengatakan, dalam pertemuan yang berlangsung hampir lima jam di ruang kerjanya, kedua belah pihak sepakat menyelesaikan secara kekeluargaan.
"Tadi sudah dibuatkan berita acara kesepakatan. Intinya masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan. Dan tidak boleh dibawa keluar atau diketahui publik," jelas Kaho.
Saat ditegaskan wartawan bahwa kasus itu sudah masuk ranah publik sebab sudah dilaporkan kepada polisi di Polres Kupang, Kaho meminta agar kasus itu tidak dibesar-besarkan.