Film porno Jepang dianggap lebih kreatif daripada film porno barat

Penelitian terhadap mahasiswa penggemar JAV (Japan Adult Video) atau film porno Jepang yang dilakukan Muhammad Naufal Ridha pada tahun 2013 memunculkan fakta-fakta baru yang menarik. Dari pengakuan empat penggemar JAV yang dia teliti, hampir semuanya sepakat jika JAV lebih kreatif dari produk porno barat.

Film porno Jepang dianggap lebih kreatif daripada film porno barat

Sora Aoi


Penelitian terhadap mahasiswa penggemar JAV (Japan Adult Video) atau film porno Jepang yang dilakukan Muhammad Naufal Ridha pada tahun 2013 memunculkan fakta-fakta baru yang menarik. Dari pengakuan empat penggemar JAV yang dia teliti, hampir semuanya sepakat jika JAV lebih kreatif dari produk porno barat.

"Alasan mereka suka JAV karena lebih kreatif dan juga punya ciri khas yang beda dengan barat," katanya pada merdeka.com, Rabu (4/2) sore.

Misalnya dari adegan-adegan, JAV lebih memiliki alur yang lambat namun membuat penasaran. Selain itu jalan cerita lebih luas namun tidak bertele-tele. Bahkan beberapa inovasi lokasi adegan pun bervariasi.

"Misalnya di barat sekarang sedang ngetrend fake taxi, adegan di taksi. Jepang sudah jauh lebih dulu. Proses dari warming up ke begituannya juga khas. Ada juga istilah time stopper. Ceweknya diam kayak patung lalu digilir. Ini yang menurut mereka lebih kreatif dari barat," jelasnya.

Selain dari aspek kreativitas, kedekatan secara kultur dan wilayah membuat para penggemar JAV juga semakin senang. Menurutnya, penggemar lebih mudah berimajinasi dengan wajah-wajah asia yang akrab di Indonesia.

"Menurut mereka, perpaduan kedekatan kebudayaan, kreativitas dan alur yang bikin penasaran yang menjadikan JAV sangat pas untuk orang Asia. Kalau barat itu beda, belum apa-apa sudah buka-buka, sudah begitu," tandasnya.

Sebelumnya, Muhammad Naufal Ridha, yang saat itu masih kuliah di jurusan Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, UGM membuat penelitian terhadap para penggemar JAV (Japan Adult Video) di kampusnya.

Gagasan awal penelitian terhadap penggemar JAV sendiri bermula dari perubahan persepsi orang Indonesia tentang Jepang. Menurutnya anak-anak yang merasakan dahsyatnya pengaruh film Doraemon dan Tsubasa membuat persepsi tentang Jepang lekat dengan sikap orang Jepang yang disiplin, selalu bersemangat, rajin dan lainnya seperti yang digambarkan dalam film tersebut.

Tahun 2013, dia kemudian kemudian mengajukan skripsi dengan judul "JAPAN ADULT VIDEO (STUDI KASUS 4 MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA PENGGEMAR JAV)". Dia meneliti empat mahasiswa empat mahasiswa dari angkatan 2007-2011 yang merupakan penggemar JAV.